Jakarta (ANTARA News) - Sebuah tinjauan terbaru menunjukkan alpukat mampu melawan munculnya sindrom metabolik, yang termasuk dalam kelompok faktor risiko gula darah tinggi, kolesterol, tekanan darah tinggi, dan meningkatnya indeks massa tubuh.
Faktor - faktor risiko ini bahkan meningkatkan risiko munculnya diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.
Dalam studi itu, para peneliti dari Iran menemukan bahwa alpukat memiliki efek yang paling menguntungkan profil lipid, yakni mengubah kolesterol low-density lipoprotein (LDL), high-density lipoprotein (HDL), trigliserida, kolesterol total, dan fosfolipid.
Menurut mereka, kulit, biji, daging buah dan daun alpukat memiliki efek yang berbeda untuk melawan sindrom metabolik.
"Alpukat diketahui merupakan sumber karotenoid, tulis para penulis dari tinjauan Phytotherapy Research.
"Penurunan lipid, antihipertensi, antidiabetes, anti-obesitas, antitrombotik, antiatherosclerotic, dan efek kardioprotektif alpukat telah ditunjukkan dalam beberapa penelitian," sambung mereka seperti dilansir Science Daily.
Faktor - faktor risiko ini bahkan meningkatkan risiko munculnya diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.
Dalam studi itu, para peneliti dari Iran menemukan bahwa alpukat memiliki efek yang paling menguntungkan profil lipid, yakni mengubah kolesterol low-density lipoprotein (LDL), high-density lipoprotein (HDL), trigliserida, kolesterol total, dan fosfolipid.
Menurut mereka, kulit, biji, daging buah dan daun alpukat memiliki efek yang berbeda untuk melawan sindrom metabolik.
"Alpukat diketahui merupakan sumber karotenoid, tulis para penulis dari tinjauan Phytotherapy Research.
"Penurunan lipid, antihipertensi, antidiabetes, anti-obesitas, antitrombotik, antiatherosclerotic, dan efek kardioprotektif alpukat telah ditunjukkan dalam beberapa penelitian," sambung mereka seperti dilansir Science Daily.
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2017